Selasa, 31 Januari 2012

Arti Posesif, 6 Tanda Seseorang Itu Posesif, 6 Cara Menghilangkan Sifat Posesif

Arti posesif dalam kamus bahasa Inggris adalah; Possessive: Having or showing a desire to control or dominate. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia secara umum berarti Posesif adalah suatu sikap yang dipunyai atau ditunjukkan untuk mengontrol atau mendominasi sesuatu atau seseorang. Atau bisa juga diartikan sebagai sebuah sikap membatasi ruang gerak pasangan dan juga merasa bahwa pasangan adalah "miliknya" sendiri, mencintai pasangan terlalu berlebihan sehingga memiliki perasaan takut kehilangan. Contoh perbuatan konkretnya : melarang pasangan untuk memiliki teman cowok, mewajibkan pasangan untuk melapor kegiatan sehari-hari dan banyak lagi. Dan pada tingkatan yang paling parah, seseorang yang posesif bisa sampai melukai pasangannya dengan alasan yang tidak masuk akal.


Posesif, kata itu mengingatkan saya suatu hal dan membuat saya tersenyum. Saya berfikir bukan hanya manusia saja yang punya sikap itu, tapi Tuhan juga. Dia mempunyai sikap posesif kepada umat-Nya untuk menyembah-Nya, beribadah, dan berbuat baik pada sesama. Jika tidak dituruti maka pasti ada ganjarannya. Namun, ada perbedaan yang sangat jelas. Tuhan yang punya Super Posesif (karena memang kedudukannya) dan kita sebagai manusia masih mempunyai pilihan (kehendak bebas) untuk memilih. Sedangkan manusia, sikap posesifnya terhadap sesuatu terutama seseorang cenderung tidak punya pilihan dan sisi negatif yang muncul.

Posesif dalam Suatu Hubungan Manusia

Mengucapkan kata posesif saya jadi teringat lagu Naif dengan judul yang sama dan juga cerita-cerita di film dan sinetron, atau curhat2 teman. Perlu disadari oleh kita, mungkin kita pernah bersikap posesif pada siapa pun termasuk saya juga. Coba kita ingat-ingat tentang masa lalu. Pasti ada dan yang menjadi pertanyaan adalah sampai di mana kadar atau ukuran posesif itu.

Banyak yang menilai sikap posesif adalah suatu sikap yang negatif, cenderung merugikan orang lain dan bahkan diri sendiri. Jika saya bersikap posesif pada orang lain, maka dalam hati akan terpendam rasa tidak percaya diri, kecurigaan, berprasangka buruk, membenci, dan rasa yang lain yang akan mengotori hati kita Jika itu terjadi maka tidak menutup kemungkinan akan mengotori sikap dan prilaku kita secara fisik sebagai manusia.

Bagi orang yang diposesifi (korban), dia akan merasa tidak nyaman, terkungkung, pelanggaran privasi, dan lainnya. Namun, orang yang diposesifi (korban) dan yang memposesifi (pelaku) punya kadar dan ukuran sendiri dalam menilai dan melihat dari sudut pandang tertentu. Walau menurut mereka ada yang mengatakan itu baik (sebenarnya yang mereka maksud itu adalah sikap memberikan perhatian dan bukannya posesif), sikap perhatian yang berlebihan (posesif) bagi yang merasakan prilaku tersebut sangat tidak nyaman atau menentang dan terkesan mengekang. Tidak akan ada yang bilang itu baik, saya berani bertaruh. Contoh dari sikap posesif itu diantaranya; terlalu banyak mengatur, banyak bertanya hingga detail serta cenderung mengintrogasi, dan kuatnya unsur kecurigaan dalam diri, cemburu yang berlebihan dan tidak kenal situasi, selalu ingin dimengerti tapi tidak pernah ingin mengerti. Nah, sekarang coba katakan, "apa sikap seperti itu baik?".

Kemudian ada seseorang berkata, " Itu kan sikap posesif yang berlebihan. Kalau sikap posesif yang wajar ya ngga apa apa." Saya ketawa mendengar pernyataan seperti itu. Bukankah sudah jelas bahwa posesif adalah sebuah sikap yang berlebihan? Jadi ngga ada tuh, yang namanya "posesif yang wajar". Kalau masih dalam batas kewajaran ya bukan posesif namanya.

Hal itu dilakukan karena adanya sikap tidak merasa percaya diri pada diri sendiri, takut kehilangan, dan keinginan untuk memiliki yang terlalu kuat dan bahkan keinginan untuk mengekang. Lalu, apa hubungannya posesif dengan hubungan Cinta antar manusia? Biasanya sikap posesif itu timbul dari hubungan antar manusia karena adanya rasa cinta yang sangat terlalu kuat (biasanya salah satu dari pasangan itu).

Apakah salah untuk mencintai seseorang dengan kuat? Apakah benar demikian? Lalu saya berfikir jika yang menjadi korban adalah “Kebebasan” diri, apakah hal itu juga bagian dari mencintai seseorang yang tulus? Jika hal itu terjadi, ada pertanyaan yang harus dijawab. Apakah kita mencintai seseorang secara fisiknya atau hatinya? Manakah yang lebih penting? Saya tidak mau mengorbankan “Kebebasan” orang lain, saya pasti memilih mencintai seseorang karena hati.

Lalu bagaimana dengan hubungan persahabatan kita dengan orang lain? Adakah sikap posesif itu? Sebenarnya antara hubungan persahabatan dengan hubungan kekasih itu hanya dibatasi garis tipis. Satu-satunya hal yang menjadi perbedaan adalah masalah hati dan status (berkomitmen untuk menjalin suatu hubungan kasih misalnya; berpacaran, bertunangan, dan menikah). Sikap posesif yang diperbolehkan (menurut ilmu hubungan antar manusia) adalah hanya dalam konteks “Menasehati.” Menasehati sepanjang apa yang dilakukan pasangan kita itu tidak menyalahi aturan yang ada dalam norma susila dan agama serta saling menghormati. Tapi setiap manusia punya hak azasi untuk menentukan bagaimana cara dia untuk bertindak.

Cinta akan berkembang jika kita merawat dan memupuknya secara wajar serta membiarkannya tumbuh dengan sendirinya sesuai kekuatan yang diberikan oleh kasih sayang dan Cinta dari Tuhan.”

Singkirkan sikap posesif untuk sebuah hubungan yang sehat dan berkualitas.

6 Tanda Bahwa Seseorang Itu Posesif

Sikap posesif pasangan terkadang bisa diartikan sebagai tanda perhatian si dia. Namun, jika sikap posesif si dia mulai membuat hidup Anda terasa terkekang, kondisi ini biasanya berujung pada keretakan hubungan.

Perlu diketahui, hubungan yang sehat selalu ditandai sikap-sikap saling menghormati kebebasan pribadi pasangan, tetapi tetap dalam kerangka komitmen yang sehat.

Bagaimana dengan kekasih Anda? Apakah dia selalu memaksakan kehendaknya atau sebaliknya, selalu menunjukkan sikap dewasa dalam menjalani hubungan ini? Anda perlu tahu ciri pasangan yang punya sikap posesif, seperti dikutip dari Times of India:

1. Bersikeras Mengetahui Keberadaan Anda

Tanda paling jelas dari kekasih posesif adalah selalu ingin mengontrol hidup Anda. Jika dia tidak dapat menghubungi Anda melalui telepon, dia akan menginterogasi Anda untuk mendapatkan jawaban rinci dan detail.

2. Menghubungi Berkali-Kali

Dia akan menghubungi Anda berkali-kali dalam sehari hanya untuk memastikan bahwa Anda baik-baik saja. Tentu saja ini bisa mengganggu, apalagi bila dia sampai mengirim SMS atau menelepon Anda meski sudah larut malam.

Lama kelamaan, tentu Anda tidak merasakan hal ini sebagai perasaan cinta. Sikap overprotektif bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman.

3. Menganggap Anda Adalah Teman Si Dia Satu-Satunya

Baginya, Anda adalah segalanya. Dia juga menuntut Anda berlaku demikian. Semua hal yang dia lakukan harus dilalui berdua. Lama kelamaan, hal ini tentu bisa membuat Anda sulit bergerak.

Jika Anda merencanakan jalan-jalan dengan teman-teman atau sekadar memanjakan diri, si dia akan menafsirkan bahwa Anda mengabaikannya. Dia akan marah dan mungkin akan membuat Anda merasa serba salah.

4. Si Dia Ingin Anda Benar-Benar Kenali Kehidupannya

Banyak wanita berpikir, kecemburuan dari kekasih mereka akan membuat wanita merasa dihargai dan penting. Perbedaan antara cemburu dan posesif adalah ketika kekasih tidak puas dengan hanya mengetahui bahwa orang itu memperhatikan Anda. Dia akan menggali lebih lanjut dan bertanya seputar pendapat Anda tentang dirinya.

5. Selalu Mengatur Dalam Segala Hal

Seorang wanita membutuhkan ruang untuk bisa melakukan banyak hal, dan yang terpenting adalah saat berbusana. Tapi, pria posesif akan selalu ingin mengatur soal urusan pakaian pasangannya. Jika selalu mengkritik Anda, misalnya soal cara berpakaian, si dia termasuk dalam kategori posesif.

6. Membatasi Ruang Gerak Anda

Kebanyakan pria posesif tidak suka pasangan mereka menghabiskan waktu bersama keluarganya. Jika si dia mulai tak suka dengan kedekatan Anda dengan keluarga, Anda harus berhati-hati, pasangan masuk dalam kategori posesif.

Jika kekasih memiliki lebih dari sikap posesif, ada baiknya Anda melakukan komunikasi intensif dengannya, dan buat komitmen hubungan yang bisa membuat Anda merasa nyaman. Jangan sampai karena sikap posesifnya membatasi ruang gerak Anda.

6 Cara Menghilangkan Sifat Posesif

Apakah kamu seorang pacar yang posesif? Wah,kasihan sekali pacar kamu. Pasti dia merasa sangat tidak nyaman dengan sifat posesif kamu itu. Terus bagaimana caranya menghilangkan sifat posesif? Oke, saya akan membantu bagaimana cara menghilangkan sifat posesif agar pacar kamu merasa nyaman berada di dekat kamu.

1. Menyadari Sifat Posesif Itu

Akui saja bahwa kamu memang memiliki sifat posesif. Dengan begitu kamu akan mempunyai motivasi untuk menghilangkannya. Coba pikir,bagaimana kamu mau menghilangkan sifat posesif kalau kamu sendiri tidak menyadari bahwa kamu memiliki sifat posesif.?

2. Jalin Komunikasi Yang Baik

Entah untuk yang keberapa kalinya saya bilang bahwa komunikasi adalah kunci sukses dalam sebuah hubungan. Dan ternyata komunikasi juga merupakan salah satu cara ampuh untuk menghilangkan sifat posesif. Komunikasi juga dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman antara kamu dan pasangan.

3. Percaya Terhadap Pasangan

Belajarlah untuk memberikan kepercayaan terhadap pacar kamu. Apa artinya sebuah hubungan tanpa didasari rasa kepercayaan. Apa pun yang dilakukan selalu dicemburui, dicurigai. Terkadang sifat posesif timbul karena kita tidak bisa mempercayai pasangan.

4. Memiliki Tekad Untuk Berubah

Langkah selajutnya setelah kamu menyadari sikap posesif itu adalah memiliki keinginan, motivasi untuk berubah menjadi lebih baik. Oke, dengan membaca artikel ini, saya harap kamu sudah mempunyai keinginan untuk berubah dan menghilangkan sifat posesif itu.


5. Memberikan Kebebasan

Kamu harus menyadari satu hal, bahwa setiap orang adalah mahluk yang merdeka. Mereka semua memiliki kebebasan untuk memilih, menetukan dan mengatur sendiri hidupnya. Sekali pun itu adalah pacar kamu. Kamu tidak punya hak sama sekali untuk mengekang dan mengatur sesuai dengan keinginanmu. Berikan dia kebebasan secara individu. Tentunya kamu tidak ingin kalau hak-hak kamu sebagai manusia dibatasi bukan? Begitu juga pacar kamu.

6. Minta Pacar Kamu Untuk Mengingatkan

Terlalu berat kalau kamu harus berjuang sendiri untuk menghilangkan sifat posesif kamu itu. Karena itu mintalah bantuan pacar kamu untuk mengingatkan kalau kamu berbuat sesuatu yang mengarah ke sikap atau sifat posesif. Kerjasama antara kamu dan pacar dibutuhkan dalam hal ini.


source: http://www.iniunik.web.id/2011/05/arti-posesif-6-tanda-seorang-posesif.html#axzz1lEBQb2Gu


Senin, 30 Januari 2012

Tips menghadapi rekan kerja yang menyebalkan

Punya banyak teman ditempat kerja sangat menyenangkan. Selain bisa bergosip,  makan siang bareng sampai menghilangkan penat dengan bercanda disaat senggang. Akan tetapi setiap orang tentu memiliki karakter yang berbeda-beda. Sehingga anda harus pintar-pintar menghadap rekan yang mungkin memiliki sikap yang menyebalkan. Mungkin dari beberapa sikap berikut ini ada yang termasuk dari sikap rekan kerja anda….. ;)

  • Kekanak-kanakkan

Memiliki teman yang kekanak-kanakkan atau manja, sebenarnya ada enaknya. Sebab dia biasanya asyik untuk diajak bercerita atau bercanda di saat suntuk. Tapi teman yang kelewat manja malah bisa mengganggu. Dia akan terus minta tolong atau bantuan, baik yang menyangkut pekerjaan atau diluar pekerjaan.

Cara menghadapinya : Sebagai sesama karyawan, semestinya harus bisa bersikap professional. Anda harus bisa bersikap tegas kepadanya dan tolak permintaannya apabila menurut anda sudah lewat batas. Bilang saja “enggak” apabila anda malas membantunya. Tapi apabila ia masih mengganggu anda jelaskan baik-baik bahwa anda tidak tahan lagi dengan sikapnya yang kekanak-kanakkan. Karena selain merugikan diri sendiri ia juga mengganggu rekan kerja yang lainnya yang sedang bekerja. Atau anda bisa berpura-pura sibuk didepannya sehingga dia merasa sungkan mengganggu anda bekerja. 

  • Bossy

Jangan heran bila salah satu teman anda bersikap bossy atau tukang perintah, lagaknya seorang bos. Meski kedudukan sama dengan orang lain, tapi dia gemar sekali memerintah dan mengatur orang seenaknya.

Cara menghadapinya : Anda harus pintar dalam menghadapi rekan kerja seperti ini. Gunakan strategi. Bila dia sudah mulai memerintah, tunjukkan saja apabila diri anda tidak suka. Jangan menanggapi dengan ketus atau emosi, cukup tunjukkan rasa tidak suka dengan ekspresi datar atau cuek.  

  • Sok Tau

Pasti anda sering menemukan orang yang sikapnya sok tau dan senang sekali berbicara. Bahkan hampir selalu mendominasi. Parahnya, kadang pembicaraannya itu kerap ngelantur atau salah.

Cara menghadapinya : Jika dia mengatakan sesuatu yang salah, jangan langsung menyalahkan. Biarkan dia menyelesaikan ucapannya. Nah setelah itu anda dapat meluruskan pembicaraannya “Setahu saya begini…. blablabla…”. Kalimat ini akan menghilangkan kesan kalau anda yang paling tau, tapi tanpa anda bermaksud mengguruinya.

  • Masa Bodoh

Terkadang mempunyai temen yang cuek di kantor memang menyenangkan. Selain anda tidak perlu pusing dengan segala keribetan, anda juga bisa mengerjakan pekerjaan dengan santai. Tapi terkadang sikap cuek itu dapat menjadi gangguan anda dalam bekerja. Apalagi apabila dia cenderung bersikap semaunya tanpa memperdulikan perasaan orang lain atau kenyamanan di ruangan kerja

Cara menghadapinya : Anda harus ekstra sabar menghadapi teman yang seperti ini. Apabila dia melakukan hal yang kasar, jangan ragu untuk berkata bahwa perlakuan dirinya sangat menyakiti anda. Atau apabila kondisi pekerjaan yang seharusnya dikerjakan bersama, tapi dia malah terlihat asik telpon-telpon ria (atau malah asik chating ya…hihi), jangan ragu untuk meminta bantuannya. Jangan terbawa emosi apabila sikapnya masih cuek, beri pengertian padanya apa yang menurut anda baik dan tidak baik dalam bekerja.

  • Tukang Manfaat

Wajar apabila dalam hubungan pertemanan ada “take and give”, tapi bila dilakukan nggak seimbang tentu akan merugikan. Teman yang gemar memanfaatkan bisa bermacam-macam, seperti meminjam uang lupa mengembalikan, atau sering melempar pekerjaan semua kepada anda dengan dalih anda dapat mengerjakan lebih baik dari dirinya.

Cara menghadapinya : Mulai sekarang, sebelum menolong dirinya, anda harus memastikan bahwa permintaannya cukup masuk akal. Apabila menurut anda enggak, jangan ragu untuk menolaknya secara halus.

  • Teman Yang Bermuka Dua

Biasanya teman yang bermuka dua akan ada dilingkungan kerja. Biasanya orang seperti ini sering bersikap manis, dan anda akan merasa dia merupakan sahabat yang bisa dipercaya. Padahal ketika anda tidak ada, dia akan membicarakan anda kepada rekan kerja yang lain.

Cara menghadapinya : Sangat sulit menghadapi orang seperti ini. Karena biasanya penyakit ini sering kambuh walau beberapa kali anda menangkap basah dirinya. Intinya, mulai sekarang anda jangan mudah percaya dengan perkataannya, coba anda kroscek terlebih dahulu kebenarannya sebelum membuka mulut dan ikutan bergosip. Jangan sampai anda masuk ke dalam perangkap.

  • Pencari Muka

Dalam meeting ketika anda memiliki ide, dia menyerobot terlebih dahulu dan mengatas namakan sebagai idenya. Setiap anda mengerjakan sesuatu dia lebih sering mencari muka didepan bos. Memang menyebalkan.

Cara menghadapinya : Lakukan saja pekerjaan anda sebaik-baiknya. Jangan pernah takut apabila anda melakukan sesuatu yang benar. Biasanya orang seperti ini merasa iri atau takut orang lain dipuji oleh atasan atau orang lain. Apabila anda mengerjakan sesuatu, jangan pernah mudah mengatakan ide anda didepannya tapi langsung didepan atasan anda, sehingga dia tidak mensabotase ide anda lagi.

Memang pasti banyak sikap-sikap “aneh” dari rekan kerja kita. Mungkin sikap diatas hanya sebagian kecil saja, masih banyak juga sikap-sikap yang mungkin jauh lebih menyebalkan dari itu. Tapi walau bagaimanapun mereka tetep rekan kerja kita, rekan satu tim kita, rekan berbagi suka dan duka di kala deadline dan bĂȘte dengan menumpuknya kerjaan. Kalau sikap “jelek” itu bisa diperbaiki bersama, kenapa engga.. yang terpenting adalah rasa kebersamaan yang harus selalu dijaga.. 

 

source:http://wiwikwidya.wordpress.com/2009/02/06/tips-menghadapi-rekan-kerja-yang-menyebalkan/


Teman Menyebalkan Bisa Bikin Kanker

 
"Anda bisa saja berhadapan dengan pribadi yang membawa efek negatif dan memicu stres."
VIVAnews - Hubungan pertemanan Anda, seperti juga kebiasaan makan dan olahraga, berdampak
 pada kesehatan. Jadi, pastikan kalau Anda berhubungan dengan orang-orang yang menyenangkan dan tidak membawa pengaruh negatif.

Pasalnya, menurut penelitian yang dilakukan tim dari University of California, Los Angeles (UCLA), interaksi sosial yang negatif bisa meningkatkan risiko inflamasi atau peradangan. Hal ini bisa jadi pemicu penyakit darah tinggi, jantung, bahkan kanker.

Penelitian yang dipublikasi pekan ini dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, menunjukkan kalau menjadi pribadi yang periang, dikelilingi orang yang berpikiran positif dan tak memiliki interaksi negatif, adalah salah satu untuk terhindari dari penyakit.

Melibatkan 122 orang berusia muda, peneliti menganalisis kadar stres mereka dan membandingkannya dengan protein yang diproduksi tubuh, pemicu inflamasi. Mengandalkan metode kuno menangkap emosi, yaitu melalui buku harian, peneliti mencatat saat mereka mengalami kompetisi atau gesekan dalam kelompok.

Seseorang yang memiliki interaksi sosial negatif, diketahui memiliki level protein pemicu inflamasi yang lebih tinggi. Hal ini membuat mereka berisiko tinggi mengalami depresi, penyakit jantung dan kanker.

"Setiap hari Anda bisa saja berhadapan dengan pribadi yang membawa efek negatif dan memicu stres. Tanpa disadari, ini bisa jadi pemicu penyakit berbahaya," kata Nicholas Rohleder, seorang psikolog, seperti dikutip dari Daily Mail. 


source:http://inagist.com/VIVAnews/163397394556403712/

Minggu, 29 Januari 2012

Menghadapi Suami Pemarah

Dua tahun hidup bersama dalam pernikahan membuat Amel merasa tertipu oleh
sifat Dito suaminya. Dulu selama 3 tahun pacaran tidak pernah sekalipun Amel
melihat Dito marah. Tapi kini ia baru sadar bahwa suaminya ternyata
mempunyai sifat temperamental yang makin lama membuat dirinya menjadi resah
sekaligus bingung menghadapinya. Melakukan kesalahan sepele saja suaminya
bisa langsung naik darah!

Bila pengalaman Anda sama dengan Amel, pasti Anda tak mau mengedepankan
rasa penyesalan yang berlarut-larut. Sebaiknya Anda mempelajari cara
menyikapinya:

• Pengaruh Polah Asuh*
Orang yang memiliki sifat temperamental mudah terpancing kemarahannya oleh
situasi atau keadaan di luar keinginannya. Sepenggal kata atau intonasi
bicara yang salah saja bisa menjadi bahan pertengkaran. Peter Andersen, Ph.D.,
penulis *The Complete Idiot’s Guide to Body Language* mengatakan, sifat ini
bisa disebabkan antara lain oleh faktor pola asuh yang diberlakukan dalam
keluarga dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di lingkungannya
.
*Solusi: *Sedapat mungkin buatlah kondisi rumah tangga menyenangkan, agar
suami bisa merasakan kenyamanan, sehingga rasa ingin marah tidak mudah
tersulut. Coba cari tahu lebih banyak lagi mengenai hal-hal dan situasi apa
saja yang dapat membuatnya gembira, dan sebaliknya yang membuatnya kesal

• Ingin Diajak Bicara dengan Tenang*
Saat suami sedang emosi percuma saja mendebatnya. Justru ia bisa
semakin marah karena merasa ‘ditantang’ oleh Anda. Akibatnya Anda bisa *ikutan
*’panas’, mengalah atau justru tidak mempedulikannya sama sekali. Pilihan
ke-3 bahkan dapat membuatnya semakin menjadi-jadi. “Jika dibiarkan
berlarut-larut keadaan psikis sang istri bisa terganggu dan pernikahan
keduanya juga terancam,” ujar Peter lagi.

*Solusi: *Langkah yang baik adalah mengajaknya bicara untuk menyelesaikan
masalah yang menjadi pemicu kemarahannya tadi. Lakukanlah saat kemarahannya
sudah reda. Gunakan gaya bicara yang halus agar emosinya tidak ‘naik’ lagi.

• Ingin Mengungkapkan dengan Terus Terang*
Ada hal positif yang bisa Anda dapatkan bila suami memiliki sifat
temperamental. Sifat tersebut membuatnya selalu berterus terang dan jujur
mengenai apa yang ia sukai maupun tidak. Hanya sayangnya cara ia
mengungkapkan cenderung frontal sehingga kesan yang Anda tangkap adalah rasa
tidak suka
.
*Solusi:* Bila ini terjadi atasilah dengan menganggapnya sebagai suatu
kritikan untuk Anda. Percuma saja bila emosi Anda terpancing karena dia
tidak akan mengubah pendapatnya, dan lebih buruk lagi, ia tak merasa salah!



 source : http://www.mail-archive.com/sarikata@yahoogroups.com/msg07584.html

Cara Menghadapi Anak Menurut Kepribadiannya

uraeka.com: Menghadapi anak kecil mungkin cukup merepotkan bagi sebagian besar orang tua. Anak usia 2-5 tahun memiliki kemampuan berkomunikasi yang masih minim dan temperamen unik. Terkadang meledak-ledak,  egosentris, ceria tanpa sebab dan sebagainya
.
Orangtua bisa mencoba menghadapi anak-anaknya dengan cara mencari tahu kepribadian utama si anak. Mengetahui temperamen anak membantu Anda kapan harus memanjakan, kapan harus mendorongnya, jelas Harvey Karp, MD, dokter anak sekaligus pengarang The Happiest Toddler on the Block. Setidaknya ada 4 kepribadian utama anak, yaitu bahagia, pemalu, sensitif dan sangat bersemangat.

Tipe Bahagia
Menurut Karp, sebagian besar anak-anak adalah tipe ceria. Tipe ini adalah anak yang aktif dan bisa beradaptasi dengan perubahan. Tipe ini tidak gampang marah, tetapi juga bukan pemaksa. Namun, tipe ini sangat mudah untuk terabaikan karena sikapnya yang bukan pemaksa itu. Ia kadang bisa menghabiskan banyak waktu di depan televisi sendirian karena tak ada yang menemani, atau tidak mendapatkan waktu yang cukup dengan orangtuanya karena mereka terlalu sibuk menangani anak lainnya
.
 Tipe Pemalu
Sekitar 15 persen anak-anak adalah pemalu dan lamban untuk memulai sesuatu, begitu pendapat para ahli. Di usia 9 bulan, tipe anak yang mudah bergaul akan sudah bisa tersenyum kepada orang asing, namun tipe pemalu akan merengut dan memeluk pengasuhnya. Para ahli mengatakan, anak dengan tipe seperti ini memiliki perasaan yang ekstrasensitif terhadap bermacam hal, mulai dari jenis pakaian yang ingin dikenakan hingga temperatur ruangan. Tipe anak seperti ini butuh waktu transisi dari satu aktivitas ke aktivitas lain dan tidak mudah menghadapi perubahan
.
 Tipe Sensitif
Tipe ini sebenarnya hampir mirip dengan tipe pemalu, dan memiliki sifat peka terhadap situasi. Beberapa anak bahkan terlihat seperti orang dewasa. Perasaannya halus dan memiliki sifat mau mengalah. Tetapi cenderung menarik diri dan menjadi rendah diri. Padahal anak seperti ini justru memiliki bakat yang luar biasa dalam menganalisa sesuatu. Menghadapi anak seperti ini harus sabar dan pelan-pelan. Memberinya pengertian dengan cara yang halus akan sangat membantu.

Tipe Bersemangat
Sekitar 1 dari 10 anak adalah tipe yang berkemauan keras, dan suka tantangan. Tipe ini punya rasa senang yang sangat tinggi dan rasa rendah diri yang sangat dalam. Para orangtua bisa menilai anak yang seperti ini dengan cara menilai kepribadian yang lebih dari si anak, seperti, lebih aktif, lebih banyak gerak, lebih impulsif, lebih berani, lebih sensitif, lebih keras, dan lainnya. Satu rekomendasi untuk para orangtua yang memiliki anak berkepribadian seperti ini adalah untuk membuatnya tetap aktif. Biarkan mereka bermain di luar dan bermain sesering mungkin. Anak-anak ini perlu membakar energi dan bergerak untuk memenuhi mood mereka. Tipe ini juga butuh struktur yang tegas untuk menjaga mereka tetap stabil dan aman, serta kesabaran ekstra.


Jika orang tua bisa mengenali kepribadian anaknya dengan baik, orang tua tidak perlu pusing untuk menghadapi anaknya. Cara komunikasi akan lebih mudah, sehingga Anda tidak perlu menegangkan otot untuk mengatur anak.


source:http://uraeka.com/325/cara-menghadapi-anak-menurut-kepribadiannya

20 TANDA SI DIA SANGAT MENCINTAI ANDA

“He loves me.. He loves me not..” , kalimat ini pasti sering melintas di kepala Anda ketika memikirkan si dia dan segudang misterinya. Yap, pria memang sangat sulit untuk mengatakan 3 macigal words, yaitu “I love you”. Tapi jika pasangan Anda sudah melakukan beberapa hal di bawah ini, worries no more, because he's REALLY into you, honey!

  1. Sesibuk apapun, dia akan selalu membalas pesan begitu melihat nama Anda di layar Blackberry-nya, meski hanya sesingkat, “Nanti aku telepon lagi ya, Sayang!”
  2. Kapanpun dan dimanapun Anda membutuhkannya, you can always count him in.
  3. Nomer ponsel Anda lah yang pertama kali dia hubungi ketika sedang bosan terjebak di tengah kemacetan ibukota.
  4. Si dia dengan penuh antusias mendengarkan keseruan cerita Anda usai bertemu dengan the girls beberapa waktu lalu. Every detail!
  5. Ketika Anda menulis sesuatu yang terlihat sedih melalui Twitter, dia akan dengan cepat bertanya, “Bad day, ya?”
  6. Anda sering melihat dia mengenakan baju yang Anda berikan.
  7. Dia akan amat gelisah kalau Anda tidak membalas BBM-nya.
  8. Dia peduli dengan seluruh anggota keluarga Anda, bahkan di saat dia sedang sibuk dengan urusan kantor, dia menyempatkan diri berkata “Salam buat orangtuamu ya!”.
  9. Apabila ada sebuah tragedi yang menimpanya, Andalah orang pertama yang ia cari untuk meluapkan segala keluh-kesahnya. Dan ya, termasuk menangis.
  10. Dia selalu setia mendengarkan ketika Anda sedang bercerita tentang semua hal yang ada di pikiran Anda
  11. Ketika Anda bertengkar, dia kerap mengucapkan, “I'm sorry” terlebih dahulu, meskipun pertengkaran itu berawal dari kesalahan Anda.
  12. Dia tidak keberatan untuk hangout bersama sahabat-sahabat wanita Anda dan mendengarkan curhat mereka bahkan ikut memberikan solusi.
  13. Anda akan menemukan album Rihanna dan Lady Gaga kepunyaan Anda di CD player mobilnya.
  14. Dia akan benar-benar ingat setiap perkataan Anda, termasuk hal-hal yang bahkan Anda sendiri lupa pernah mengatakannya.
  15. Dia adalah orang yang pertama dan terakhir hadir di list chat BBM atau phone calls Anda setiap harinya.
  16. Ketika Anda sedang berada di sebuah klub dan dalam keadaan mabuk. Dia akan dengan sabar merangkul Anda untuk berjalan keluar dengan tangan kirinya dan tangan kanannya menenteng tas dan sepatu.
  17. Anda tidak pernah mendengar, “Yeah, whatever!” keluar dari mulutnya.
  18. Si dia akan menjawab, “Seksi kok.” setiap kali Anda bertanya “Aku gemuk, ya?”.
  19. Dia suka mengirim pesan untuk menceritakan hal-hal yang kurang penting, hanya sekadar menginginkan Anda masuk lebih dalam ke kehidupannya.
  20. Pria sangat suka memegang kontrol. Maka kalau dia menyerah, dan membiarkan Anda sesekali mengambil alih kendali hidupnya, it's love! (Putri Silalahi/
    Salli Sabarrang/SW/Image: dok. Google)

      source:http://www.cosmopolitan.co.id/article/read/12/2011/1019/20-tanda-si-dia-sangat-mencintai-anda


Kenali Kepribadian Pasanganmu Berdasarkan Urutan Lahir

Jakarta - Selama ini kepribadian seseorang sering dilihat dari waktu lahirnya atau pun melalui horoskop. Selain itu, Anda juga bisa mengetahui dan bahkan mencari jodoh yang pas, bukan hanya berdasarkan horoskop tetapi juga urutan lahirnya dalam keluarga. Berikut beberapa petunjuk kepribadian dari William Cane, penulis buku "The Birth Order Book of Love: How the Personality Predictor Can Help You Find The One".

- Anak tertua : Berjiwa pemimpin, warga negara yang baik, bertanggung jawab, responsif terhadap harapan orang tua, pandai mengatur, dan cenderung perfeksionis.

- Anak bungsu : Supel, ramah, manja, cenderung minta diperhatikan, cerewet, menarik dan manipulatif.

- Anak tengah : Kurang memiliki peran dalam keluarga, karena sering menjauh dari keluarga. Mempunyai banyak teman dekat, suka bertualang dan memiliki intelektualitas tinggi.

- Anak semata wayang : Egois, cenderung perfeksionis, bisa diandalkan dan senang menjadi pusat perhatian.

Menurut William Cane jika Anda anak tertua sebaiknya mencari pasangan anak termuda. Ia menekankan bahwa dua orang dari kepribadian yang berbeda bisa menjadi pasangan yang kompatibel.

"Urutan kelahiran dapat memberitahu kepribadian seseorang akan seperti apa. Sehingga Anda tahu apa bagaimana bentuk kepribadiannya sebelum memulai hubungan masuk. Urutan lahir memang bukan prediksi kepribadian yang sempurna tetapi paling baik dibandingkan diantara gender, ras, dan latar belakang sosial ekonomi," kata Cane seperti dikutip dari Glamour Magazine.


 Cane juga membuat paduan untuk wanita mencari pasangan berdasarkan urutan lahir, yaitu :  

- Anak tertua : Anak sulung biasanya memiliki jiwa kepemimpinan. Ia akan merasa lebih bahagia jika memiliki pasangan yang merupakan anak bungsu.

- Anak tengah : Wanita yang merupakan anak tengah sangat mudah beradaptasi. Ia cocok dengan siapa pun baik anak tertua maupun anak bungsu.

- Anak termuda : Anak bungsu, akan lebih bahagia jika berpasangan dengan anak pertama. Hal itu karena kepribadiannya bisa saling mengimbangi meskipun bertolak belakang.

- Anak semata wayang : Jika berpacaran dengan anak sulung, maka si semata wayang akan menjadi tokoh otoritas. Tetapi, rasa egois bisa ditekan karena sikap kepimpinan yang tinggi dari si sulung.



(Taruhanku.com)



Sabtu, 28 Januari 2012

Ketika anak berbohong


Anda sudah melakukan berbagai cara untuk mengantisipasi agar si kecil tidak berbohong. Tapi kali ini Anda curiga ia berbohong. Anda betul-betul penasaran dan berusaha membuatnya mengaku. Tapi semakin Anda berusaha, ia justru semakin teguh mempertahankan kebohongannya. Nah, jangan-jangan itu bukan karena ia pembohong, tapi cara Anda merespon yang kurang tepat. Anda bisa menyimak contoh berikut.
  • Temannya punya anak anjing yang sangat lucu. Si kecil tahu-tahu bilang, “Aku juga punya anak anjing lucu banget di rumah.” Padahal, ia sama sekali tak punya binatang peliharaan. Si kecil melakukan ini mungkin karena betul-betul ingin anak anjing juga, sehingga ia berfantasi dan lupa realita sebenarnya, atau ia ingin dianggap hebat oleh temannya. Jangan katakan, “Sayang, kamu kan nggak punya anak anjing?” Tapi katakan saja, “Sepertinya kamu betul-betul ingin anak anjing seperti punya Diana, ya? Coba cerita deh, anak anjing seperti apa yang kamu inginkan?” Jangan terlalu lama meneruskan pembicaraan tentang anak anjing, usahakan ganti topik segera.
  • Si kecil minta ijin untuk menggambar di buku gambarnya, namun kemudian Anda menemukan beberapa coretan baru di dinding. Begitu ketahuan, ia langsung menceritakan betapa nakal adiknya – yang saat itu sedang tidur nyenyak. Besar kemungkinan sebetulnya ia cemburu dengan adiknya. Daripada langsung berteriak, “Kamu si tukang bohong! Bilang saja kamu yang melakukan!” lebih baik katakan saja apa mau Anda, “Tidak ada yang boleh mencoret dinding, kalau ada yang mau mencoret, kamu bisa tolong Mama untuk mengingatkan dia.”
  • Ia mendapat nilai ulangan jelek. Alih-alih mengaku, ia malah menyembunyikan kertasnya di tas dan baru Anda ketahui ketika mengecek apakah buku pelajaran besok sudah dibawa semua. Sepertinya ia takut dimarahi dan dihukum oleh Anda. Kalau Anda biarkan kebohongan ini terjadi terus, ia tidak akan belajar menerima dan mengatasi keadaannya. Jadi daripada langsung memarahi, “Kamu sengaja ya menyembunyikan nilai jelekmu, ketahuan tau! Makanya, belajar yang bener!” lebih baik Anda berikan penerimaan dan beritahu jalan keluarnya, “Sayang, Mama menemukan hasil ulangan kamu. Sepertinya kamu kesulitan ya mengerjakan ulangan ini. Kamu mau mama bantu belajar?”
  • Ketika ketahuan bohong lagi, jangan langsung katakan, “Tuh kan, apa Mama bilang, kamu sukanya bohong, kan.” Justru Anda perlu menunjukkan ia bisa bicara jujur, “Sayang, kamu ingat nggak, ketika kamu …. Saat itu kamu jujur, dan Mama bangga sekali sama kamu.
  •  Jika Anda tidak yakin apakah anak berbohong atau tidak, jangan langsung menuduhnya, “Kamu lagi bohong ya? Coba bilang yang jujur.” Katakan saja dengan sabar, “Mama agak bingung dengan ceritamu. Coba duduk sebelah Mama, Mama ingin dengar lagi bagaimana kejadiannya.” Jika dia konsisten, kemungkinan dia tidak bohong.
 Menurut Marilyn LaCourt, terapis keluarga, memergoki anak berbohong bukanlah cara yang paling efektif untuk menghentikan mereka dari kebohongan. Elizabeth Pantley, penulis buku Perfect Parenting and Kid Cooperation menambahkan, mengajar anak bicara jujur memang butuh banyak waktu dan kesabaran. Jadi, kalau besok atau minggu depan atau bulan depan Anda menemui situasi ini lagi, yah, begitulah anak-anak.


 (parenting.co.id)

4 Kalimat 'Haram' Diucapkan Depan Anak


Saat kesal, seringkali Mama melontarkan kalimat yang semestinya tidak diucapkan di depan anak. Tidak ingat, ucapan apa saja itu? Ini empat kalimat yang pantang terucap di depan anak.

1. "Jangan ganggu mama"
Anak-anak seringkali tidak bisa membiarkan mamanya tidak memperhatikan mereka. Akibatnya, saat mama perlu menyelesaikan banyak hal, si kecil bisa mengganggu mama. Tanpa sadar Anda melontarkan kalimat ini, "Jangan ganggu Mama!”

Jika terbiasa mendengar kalimat ini, mereka dapat merasa ditolak dan belajar benar-benar tidak ‘menyentuh’ Anda lagi. Parahnya, perasaan ini bisa mempengaruhi perkembangannya. Ia menjadi malas berbagi cerita dengan Anda. Ia bisa berpikir, "Mama kan, tidak mau diganggu.

Lantas kalimat apa yang sebaiknya diucapkan  Anda mungkin bisa mencoba untuk memberi peringatan kepada anak-anak sebelum mulai bekerja, “Baik anak-anak, sekarang mama perlu waktu sendiri. Kalau mama tidak diganggu, akan lebih cepat selesai dan kita lebih cepat main bersama.”

 2. "Kamu itu…"
Tanpa sadar orang dewasa sering memberi label, termasuk orangtua kepada anaknya. Seperti, Calista si pintar, Tasya si tembem, Lia si pemalu, Rico si nakal, dan sebagainya. Anak-anak percaya apapun yang mereka dengar tanpa bertanya lagi.

Label negatif bisa mereka yakini dan akhirnya menjadi kenyataan. Lia ‘si pemalu’ butuh waktu lama hingga ia dewasa untuk menghapus keyakinan bahwa dirinya pemalu. Namun sebaliknya, label netral ataupun positif juga menjadikan anak dan lingkungan sekitar memiliki ekspektasi tertentu terhadap anak tersebut. Bisa jadi label ‘pintar’ membuat Calista merasa tertekan ketika tidak menjadi rangking 1 di kelasnya.

Cara terbaik adalah mencoba menghindari menggunakan kata sifat saat menghadapi ulah anak-anak. Misalnya, “Rico ‘kan tahu kalau bermain bersama tidak boleh memukul, nanti temannya sedih dan tidak mau main sama kamu lagi.”

 3."Jangan Nangis!"
Anak-anak mudah kecewa dan seringkali tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya, dan semuanya bisa berujung dengan tangisan. Ketika Mama melarangnya menangis tidak berarti mereka akan merasa lebih baik, tapi juga membuat mereka tidak memahami emosi dengan benar. Pengertian mereka sedih, kecewa, takut bukanlah hal baik.

Daripada melarangnya, Anda bisa bicara kepadanya dengan memastikan bahwa Anda mengerti perasaannya. “Kamu pasti sedih ketika mainanmu rusak” atau “Suara petir memang menakutkan. Kamu bisa tutup telinga dan peluk Mama. Tidak lama lagi suaranya akan pergi ‘kok.”

 4. "Kayak dia, dong."
Anda pikir dengan membandingkan, anak akan terpacu dan berubah. Sebaliknya, memaksakan anak melakukan hal yang ia belum siap (atau tidak disukai) seringkali menjadi bumerang. Selain anak justru cenderung melawan permintaan Anda, anak bisa juga merasa rendah diri hingga kehilangan jati dirinya,  karena dia merasa dirinya tidak sesuai harapan Anda.

Padahal Anda bermaksud baik yaitu mengusahakan anak Anda memenuhi tahapan perkembangan. Tidak ada individu yang sama, begitupun seorang anak. Mereka unik dan memiliki waktu masing-masing untuk mencapai tahapan perkembangannya.

Bisa saja ia lambat di satu bidang namun lebih cepat di bidang lain. Terkadang bisa lambat di semua hal, namun akhirnya mencapai beberapa tahapan bersamaan. Daripada membandingkan, berilah dia semangat dan penghargaan ketika berhasil melakukan sesuatu. (Fina Khairaty/Foto: dok. Feminagroup)

(parenting.co.id)


Tips Hadapi Perseteruan Kakak Adik


Entah mengapa pertengkaran kakak-adik seolah tak terhindarkan dan sering sekali terjadi. Ada-ada saja yang mereka perebutkan, atau menjadi bahan perbantahan.  Mulai dari berebut mainan, cari perhatian mama sampai iri soal sepatu baru si kakak (padahal, sebulan lalu, si adik baru saja dibelikan sepatu!). Mengapa mereka seperti itu?

Menurut Betsy Brown Braun, penulis 'Just Tell Me What to Say', anak bertengkar karena mereka bisa, dan ingin melakukannya! Pantaslah, kalau segala hal bisa memicu pertengkaran mereka, mulai dari soal kepemilikan, ‘daerah kekuasaan’, atau bahkan sekadar karena kebiasaan. Wah, makin dekat jarak usia mereka, biasanya makin sering pula mereka bertengkar, karena prioritas kebutuhan mereka relatif sama. Tapi, tak perlu khawatir, Ma. Selain itu, mereka juga berbagi kebahagiaan, tawa, serta saat-saat yang menyenangkan, kok.

Satu hal yang tak boleh Anda biarkan adalah bila anak sampai saling memukul atau melukai yang lain. Anak perlu merasa benar-benar aman dan tidak merasa terintimidasi, apalagi oleh saudaranya sendiri.

 Berikut cara meminimalkan pertengkaran mereka:

- Gunakan ‘timer’, agar mereka saling bergantian saat bermain. Bagi anak, penunjuk waktu terasa cukup adil, karena memastikan mereka akan mendapat giliran. Lagipula, Anda tak perlu repot jadi wasit, kan?

- Jangan ikut campur. Jika kakak dan adik sudah berusia di atas tiga tahun, ‘biarkan’ saja mereka bertengkar. Mungkin saja, salah satu akan sampai berteriak. Namun, tahan diri Anda untuk buru-buru datang. Setelah satu atau dua menit berlalu, baru katakan, “Mama harap semua baik-baik saja, ya.…”

Pisahkan sementara. Bila pertengkaran cenderung meningkat, pisahkan mereka. Mintalah masing-masing kembali ke kamar, atau minta kakak pergi ke kamarnya dan adik ke ruang tamu. Meski baru saja bertengkar, Anda akan terheran-heran, karena dengan cepat mereka akan rukun kembali.


(parenting.co.id)

Bila Diserang Rasa Cemburu



ANDA mungkin pernah merasakan cemburu pada pasangan. Tak perlu ragu mengakuinya. Kata orang, cemburu itu bagian dari cinta.

Cemburu muncul karena emosi seseorang yang takut kehilangan orang yang ia sayangi. Namun, perasaan itu ada tingkatannya. Cemburu bermula dari rasa khawatir yang kemudian meningkat.

Tapi, benarkah rasa cemburu pria dan wanita itu sama? Ternyata tidak.

Cemburu pada wanita
Cemburu pada wanita berawal dari kecurigaan atau kekhawatiran yang bermain di pikiran. Kekhawatiran itu muncul perlahan dan lama-lama menjadi sering. Muncullah pertanyaan-pertanyaan seperti "Apakah dia sungguh-sungguh mencintai aku?", "Apakah tidak ada wanita lain di hatinya?", atau "Bagaimana bila ada wanita lain yang lebih cantik?"

Tak semua wanita merespon cemburunya sama. Ada yang dapat mengendalikannya dengan berpikir positif. Ada pula yang merongrong pasangan sehingga pasangan merasa tertekan dan tidak bebas.

Cemburu pada pria
Sementara pria yang tengah dilanda rasa cemburu tak berpikir pasangannya akan kabur. Ia lebih merasa cemburu ketika sikap pasangannya berubah dan tidak hangat seperti biasa.

Di sini, pria bisa berubah lebih sensitif ketimbang wanita. Dan kepercayaan dirinya cenderung hilang saat merasa bahwa sikap pasangannya berubah. Bahkan, pada momen ekstrim, ia akan berpikir kehilangan pasangan.

Jadi, manakah yang lebih baik. Cemburu pada pria atau wanita?
Tak ada yang lebih baik. Dua bentuk kecemburuan tersebut bila berlebihan akan sama-sama merusak hubungan atau bahkan bisa menimbulkan kerugian baik materi maupun nyawa.

Masih ingat kan, kasus-kasus kriminal yang berawal dari kecemburuan dan berujung dengan kematian?

Lantaran itu, saat merasa cemburu lebih baik kita tetap berpikir positif. Jangan biarkan emosi meledak ledak sehingga hanya tersisa penyesalan pada akhirnya. (kpl/RRN)



(http://www.metrotvnews.com)

Tukang Becak dan Kuntilanak

Malam yang dingin. Seorang tukang becak menyun karena gak dapat penumpang dari sore. Akhirnya si tukang becak memutuskan untuk pulang.  Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba muncul seorang wanita berambut panjang memanggilnya. "Wah, penumpang nih," pikir si tukang becak. Akhirnya wanita itu naik.

Tukang becak: "Mau kemana, dik?"
"Jalan aja pak, nanti saya beritau" jawab wanita itu datar.
Ketika sampai di dekat kuburan, Tiba-tiba menyuruh becak berhenti. “Stop, bang...”,katanya.

Pada saat si wanita turun, tukang becak melihat ternyata kaki wanita berambut panjang itu tidak menyentuh tanah. Serta merta si tukang becak berkata sambil mengigil : "Hiiii....Kuntilanakkkkkkkkk......"

Dengan spontan wanita itu melirik sinis ke arah si tukang becak : "Biarin…daripada lu, tukang becak!"

Jangan Biarkan Anak-Anak Dewasa Sebelum Waktunya!

Saat ini banyak sekali acara tv yang menayangkan tontonan yang sebenarnya lebih tepat untuk orang dewasa. Namun pada kenyataannya, tontonan tersebut juga ditonton oleh anak-anak. 

Tidak hanya acara tv, internet dan lagu-lagu yang diputar baik di radio atau TV juga bukanlah tepat untuk dilihat dan didengar anak anak. Hal-hal ini bisa menyebabkan anak menjadi dewasa sebelum waktunya.

Lagu cinta misalnya merupakan lagu untuk orang dewasa. Banyak lagu cinta zaman sekarang yang berkesan cengeng, putus asa, dan terkadang mengandung kata-kata seperti “selingkuh”, “cinta dimadu”, dan sebagainya. Lirik dalam lagu cinta saat ini bisa membuat anak anak mengenal cinta pada lawan jenis sebelum waktunya.

Tidak dipungkiri bahwa lagu cinta berdampak pada aspek psikologis anak, membuatnya lebih cepat dewasa. Hal ini bukanlah hal yang baik karena seharusnya anak berproses dengan normal.

Saat ini, acara tv juga jarang yang mendidik. Acara tv lebih cenderung menayangkan kisah percintaan yang sarat dengan pertengkaran, konflik, dan balas dendam. Tidak hanya itu acara tv juga banyak yang mengandung kekerasan. 

Anak anak sebaiknya dihindarkan dari tontonan yang seperti itu. Anak anak cenderung polos dan cepat menangkap apa yang dilihat dan didengarnya. Dengan demikian, anak anak bisa meniru perbuatan seperti di acara tv.

Tak jarang kita melihat, anak anak yang pandai berbicara menirukan orang dewasa padahal tidak pernah diajarkan oleh keluarganya. Oleh sebab itu, pilihlah tontonan yang sesuai, jangan membuat anak menonton acara tv yang kita sukai. Bimbing anak selama menonton dan berikan sedikit pengarahan. Acara tv biasanya memuat symbol yang menerangkan bahwa acara ini tidak cocok  untuk anak - anak.  
 Media internet merupakan media yang bisa diakses secara bebas. Seusia anak anak pun bisa melihat hal-hal dewasa. Orang tua harus bisa melakukan tindakan preventif untuk mencegah anak lebih terjerumus dalam situs-situs orang dewasa. Berikan software pengaman pada komputer anak dan damping anak jika akan melihat dunia maya.

Kedewasaan sebelum waktunya membuat anak anak tidak siap menghadapi masa-masa sulit nantinya misalnya masa putus cinta, masa ingin mencoba ini dan itu dengan pasangan. Tentunya akan sangat berbahaya jika anak terjebak dalam pergaulan bebas.

Lagu cinta, acara tv seperti sinetron, dan berita-berita memang berpeluang membuat anak dewasa sebelum waktunya. Mereka akan berada pada tahapan hidup yang sebenarnya mereka belum siap dan matang. Dalam ketidakstabilan emosi dan psikologis, anak anak itu bisa melakukan hal-hal yang kurang baik.

Oleh sebab itu, bimbingan dan pendampingan orang tua sangat penting untuk memastikan anak mengalami proses pertumbuhan yang normal. Menjadi dewasa sebelum waktunya sebenarnya telah mencuri saat-saat bahagia seorang anak untuk bermain dan belajar.

sumber: kaskus.us
                                                                                                               

Mengatasi Anak Pemarah di Usia Remaja

Mengatasi Anak Pemarah di Usia Remaja
       Mengatasi anak pemarah di usia remaja memang tidak mudah. Ketika anak marah dan sulit diatur, ibu mulai terpancing emosinya begitu pun dengan sang ayah, sehingga situasi mulai tidak terkendali.
      Kemarahan memang emosi normal yang muncul di setiap individu. Kemarahan juga merupakan salah satu cara untuk melepaskan tekanan mental dan emosional, namun terkadang kemarahan dapat mengarah kepada amukan dan semakin tidak terkendali. Berikut ialah ciri-ciri amarah yang sudah tidak terkendali :
  • Marah pada semua yang membuatnya tidak nyaman, mengganggu atau ikut campur pada pekerjaan yang sedang dibuatnya.
  • Agresif, atau amarah yang berujung pada kekerasan seperti berteriak, memukul, menodrong sampai mendendam.
  • Rasa marah yang normal hanya terjadi untuk sementara, namun jika amarah ini berkenpanjangan, maka hal itu tidaklah normal.
  • Masalah kecil membuatnya marah besar. Misalnya, marah besar saat seseorang menggunakan kamar mandi dalam waktu yang lama.
  • Merusak atau melukai diri sendiri saat dalam keadaan marah. Misalnya menyetir sembarangan, menggunakan obat-obatan juga alkohol, berkelahi dan sesuatu yang tidak aman lainnya.
      Emosi itu bisa Anda atasi dengan mengajarkan sang anak, bagaimana mengenali antara perasaan terganggu dan tidak nyaman. Mengajaknya berbicara dan menanyakan mengapa dia marah, apakah ada seseorang yang menyakitinya atau alasan lainnya. Sangat penting untuk mengetahui pemicu kemarahan anak, dengan begitu Anda bisa menghindari situasi penuh emosi ini.
      Ajarkan juga untuk menarik napas panjang setiap kali amarah itu muncul,dan tanyakan dalam diri sendiri "Mengapa saya harus marah?". Untuk mengatasi anak pemarah juga jangan lupa untuk mengajak sang anak berolahraga secara teratur. Olahraga merupakan jalan terbaik untuk melepaskan rasa stres baik dalam tubuh juga pikiran. Bahkan terbukti, seseorang yang jarang berolahraga lebih mudah terganggu perasaannya dan juga tidak nyaman.
(melindacare.com)

Sehat Dalam Sekejap: Solusi Mengatasi Rasa Panik

Rasa panik yang timbul secara mendadak menimbulkan kekacauan secara tiba-tiba seluruh sistem di tubuh Anda, untuk itu dibutuhkan kiat-kiat tertentu agar tubuh selalu sehat sehingga kesehatan holistik selalu menjadi milik Anda. Di bawah ini secara singkat dijelaskan kiat-kiat menghindari stres akibat panik dan tubuh selalu terjaga dalam keadaan sehat, terhindar dari penyakit.Kadang karena sesuatu, kadang tanpa alasan, tiba-tiba jantung berdebar cepat. Atau Anda mulai keringatan, timbulnya perasaan kurang enak badan terasa tidak nyaman. Ini yang disebut panik.

Qui sera - sera, apa yang harus terjadi, akan terjadi. Lalu kenapa harus panik?
Memang gampang sekali mengatakan demikian. Tetapi bagi Anda yang sering mendapatkan serangan panik, tahu secara persis betapa tidak nyamannya kondisi jiwa dan raga pada saat itu.

Solusi Instan.
1. Hentikan segala pekerjaan dan hiruplah udara segar selama 5 – 10 menit. Lakukan nafas perut / nafas sempurna: tarik nafas dan kembungkan perut , buang nafas dan kempiskan perut. Nafas selalu lewat hidung dan kalau bisa dengan mata tertutup, bila tidak mungkin menutup mata – dengan mata terbukapun tidak apa-apa. Yang penting, carilah tempat yang agak terbuka. Jika berada dalam kantor, bisa berdiri dekat jendela yang terbuka.
2. Minumlah satu gelas susu yang hangat.

Solusi Jangka Panjang.
Hasil pengamatan Bapak Anand Krishna selama hampir 10 tahun menunjukkan bahwa Anda yang sering panik biasanya takut kesepian, takut kehilangan dan takut mati.
Pendek kata , Anda beranggapan bahwa tanpa seorang pendamping atau tanpa sesuatu, hidup merasa belum lengkap. Setiap individu utuh adanya. Ada pendamping, tidak ada pendamping – tidak menjadi masalah. Mempunyai sesuatu, tidak mempunyai sesuatu – tidak menjadi masalah. Tanpa pendamping, tanpa sesuatu, anda masih tetap utuh, tidak kekurangan sesuatu. Punya pendampingpun tidak merupakan jaminan “sehidup – semati”. Perceraian, kematian – apa saja bisa memisahkan Anda.

And yet, life must go on. Hidup akan tetap mengalir, alirannya tidak akan pernah berhenti.
1. Biasakan mengunjungi Panti Asuhan para yatim piatu dan lansia. Bukan untuk memberi makan dan langsung pulang, sebagaimana dilakukan oleh para “dermawan”. Berikan kepada mereka waktu Anda. Bertemanlah dengan mereka, bersahabatlah dengan mereka. Berdoalah bersama mereka. Dan bersyukurlah pada Keberadaan atas limpahan KasihNya. Rasakan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka.
2. Setiap hari, silahkan minimal satu jam untuk membaca buku-buku yang bisa meningkatkan kesadaran Anda.

Mudah sekali bukan untuk menghadapi rasa panik yang tiba-tiba hadir di kehidupan Anda? Silahkan melakukan latihan yang dianjurkan agar selain terhindar dari gejolak rasa panik, Anda juga pasti akan memperoleh kesehatan holistik, sehat dan bebas dari stres serta penyakit  (http://www.kesehatan-holistik.blogspot.com) .

Jumat, 27 Januari 2012

Belajar Memahami Orang Lain

Tiap saat kita berhadapan dengan bermacam-macam situasi. Terutama ketika berhubungan dengan orang lain.

Sebagai pemimpin, mengertikah kita bagaimana cara `membakar’ motivasi para pegawai kita? Sebagai ibu, kita sering bingung nggak habis pikir plus pusing oleh watak keras kepala anak-anak kita. Tak jarang pula, sebagai suami kita terus-terusan bertengkar dengan istri yang padahal juga kita sayangi dan cintai. Adakah ‘zat kimia’ tertentu atau pola tertentu yang mempengaruhi sifat, sikap, serta reaksi kita, dan itu terasa dalam menghadapi berbagai situasi…? Sehingga, kita bisa lebih berdamai dan mengerti mengapa semua reaksi itu terjadi. Bukankah akan lebih nikmat hidup ini kalau kita satu sama lain saling memahami?

Florence Litteur, penulis buku terlaris Personality Plus menguraikan, ada empat pola watak dasar manusia. Kalau saja semua sudah kita pahami, kita akan sangat terbantu sekali dalam berhubungan dengan orang lain. Kita akan jadi mengerti mengapa suami kita tiba-tiba marah sekali ketika meja kerjanya yang berantakan kita Atur rapi. Kita juga akan mudah memahami mengapa pegawai kita gampang sekali berjanji… Dan hebatnya, dengan mudah pula ia melupakannya. “Oh ya, saya lupa,” katanya sambil tertawa santai. Kita juga akan mudah mengerti mengapa istri kita tidak mau dengar sedikit pun mendengar pendapat kita, tak mau kalah, cenderung mempertahankan diri, selalu merasa benar dengan pendapatnya, dan makin sengit bertengkar kalau kita mau coba-coba untuk mengalahkannya.

Menurut Florence, golongan watak pertama adalah sanguinis, “yang populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.

Namun, orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir ‘pendek’, dan hidupnya serba tak beraturan. Jika suatu kali Anda lihat meja kerja pegawai Anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji, apalagi bikin planning/rencana. Namun, kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apa pun juga.

Lain lagi dengan tipe kedua, golongan watak melankolis, “yang sempurna”. Agak berseberangan dengan si sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, dan tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka, dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan. Namun, orang melankolis cenderung menganalisis, memikirkan, dan mempertimbangkan. Lalu, kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul merupakan hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.

Orang melankolis selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita Anda yang ‘melankolis’ tidak akan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan, jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri ‘melankolis’ Anda. Sebab, betul-betul ia tata Apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, dan klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.

Ketiga, adalah manusia koleris, “yang kuat”. Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan, tamu pun bisa saja ia ‘suruh’ melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang ‘bossy’ itu membuat orang-orang koleris tidak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi ‘korban’ karakternya yang suka ‘ngatur’ dan tak mau kalah itu.

Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “Hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua.” Karena itu mereka sangat goal oriented, tegas, kuat, cepat, dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “Ya pasti jadi…!” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.

Hal ini berbeda sekali dengan jenis keempat, yaitu sang flegmatis atau “cinta damai”. Kelompok ini tidak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri tidak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya tidak terus berkepanjangan.

Kaum flegmatis kurang bersemangat, kurang teratur, dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu orang-orang flegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang sanguinis.

Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para flegmatis ini. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan”. Jadi kalau Anda punya staf atau pegawai flegmatis, Anda harus rajin memotivasi sampai ia termotivasi sendiri. Mencoba Mengerti Orang Lain
Nah, sekarang Anda masuk golongan mana? Coba amati istri, suami atau anak-anak Anda. Jangan-jangan Anda sekarang mulai mengerti mengapa suami, istri, anak, atau rekan Anda bertingkah laku “seperti itu” selama ini. Dan, Anda pun akan tertawa sendiri mengingat-ingat berbagai perilaku dan kejadian selama ini.

Ya, tapi apakah persis begitu? Tentu saja tidak. Florence Litteur, berdasarkan penelitiannya bertahun-tahun telah melihat bahwa ternyata keempat watak itu pada dasarnya juga dimiliki setiap orang. Yang beda hanyalah ‘kadarnya’. Oleh sebab itu muncullah beberapa kombinasi watak manusia.

Ada orang yang tergolong koleris-sanguinis. Artinya kedua watak itu dominan sekali dalam mempengaruhi cara kerja dan pola hubungannya dengan orang lain. Di sekitar kita banyak sekali orang-orang tipe koleris-sanguinis ini. Ia suka mengatur-atur orang, tapi juga senang bicara (dan mudah juga jadi pelupa).

Ada pula golongan koleris-melankolis. Mungkin Anda akan kurang suka bergaul dengan dia. Bicaranya dingin, kalem, baku, suka mengatur, tak mau kalah dan terasa kadang menyakitkan (walaupun sebetulnya ia tidak bermaksud begitu). Setiap jawaban Anda selalu ia kejar sampai mendalam. Sehingga kadang serasa diintrogasi, sebab memang ia ingin sempurna, tahu secara lengkap dan agak dingin. Menghadapi orang koleris-melankolis, Anda harus pahami saja sifatnya yang memang ‘begitu’ dan tingkatkan kesabaran Anda. Yang penting sekarang Anda tahu, bahwa ia sebetulnya juga baik, namun tampak di permukaan kadang kurang simpatik, itu saja.

Lain lagi dengan kaum flegmatis-melankolis. Pembawaannya diam, tenang, tapi ingat… semua yang Anda katakan akan ia pikirkan, ia analisis. Lalu, saat mengambil keputusan pastilah keputusannya berdasarkan perenungan yang mendalam dan ia pikirkan matang-matang.

Banyak lagi tentunya kombinasi yang ada pada tiap manusia. Akan tetapi yang penting adalah bagaimana memanfaatkannya dalam berbagai aktivitas hidup kita. Jika suami istri saling mengerti sifat dan watak ini, mereka akan cenderung berusaha ‘memaafkan’ pasangannya. Lalu, mereka akan berusaha untuk menyikapinya perbedaan watak itu secara bijaksana.

Begitu pula saat menerima calon pegawai. Untuk bidang-bidang yang membutuhkan tingkat ketelitian dan keteraturan yang tinggi, jauh lebih baik bila Anda tempatkan orang-orang yang melankolis sempurna. Sedang di bagian promosi, iklan, resepsionis, MC, humas, wiraniaga, tentu jauh lebih tepat anda tempatkan orang-orang sanguinis. Lalu jangan posisikan orang-orang flegmatis di bagian penagihan ataupun penjualan. Hasilnya pasti akan amat mengecewakan.

Begitulah, manusia memang amat beragam. Muncul sedikit tanda tanya, di antara semua watak itu, mana yang paling baik? Jawabannya, menurut Florence, tak ada yang paling baik. Semuanya baik. Tanpa orang sanguinis, dunia ini akan terasa sepi. Tanpa orang melankolis, mungkin tak ada kemajuan di bidang riset, keilmuan, dan budaya. Tanpa kaum koleris, dunia ini akan berantakan tanpa arah dan tujuan. Tanpa sang flegmatis, tiada orang bijak yang mampu mendamaikan dunia.

Yang penting bukan mana yang terbaik. Sebab kita semua bisa mengasah keterampilan kita berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill). Seorang yang ahli dalam berurusan dengan orang lain, ia akan mudah Beradaptasi dengan berbagai watak itu. Ia tahu bagaimana menghadapi sifat pelupa dan watak acaknya kaum sanguinis, misalnya dengan memintanya untuk selalu buat rencana dan memintanya melakukan segera. Ia jago memanas-manasi (menantang) potensi orang koleris mencapai goal-nya, atau `membakar’ sang flegmatis agar segera bertindak saat itu juga. “Inilah seninya dalam berinteraksi dengan orang lain,” kata Florence. Tentu saja awalnya adalah, “Anda dulu yang harus berubah.” Belajarlah jadi pengamat tingkah laku manusia…(lalu tertawalah)!

(1stthink1st.wordpress.com)

Arti Seorang Sahabat

Keberadaan seorang sahabat sejati begitu penting dalam hidup ini. Begitu dalam makna dan arti dari sebuah persahabatan. Dan teramat sangat tidak mudah untuk menemukan seseorang yang layak dan pantas untuk dijadikan seorang sahabat dari sekian banyak teman yang kita punya.

Bagi saya pribadi, sahabat itu bagai embun pagi tatkala matahari akan menyinari bumi ini. Merasakan ketika kebahagiaan datang menghampirinya, saya juga akan loncat kegirangan. Ketika dia bersedih dan luka, saya mampu mengeluarkan air mata dan merasakan bahwa betapa saya tidak ingin ia tersakiti. Merasakan ‘kehangatan’ dan kenyamanan ketika bersama saling berbagi cerita. Merasakan bahwa di setiap langkah ia ada dalam ingatan dan selalu ingin menyenangkan hatinya di mana pun ia berada.

Sahabat sejati adalah sahabat yang tidak punya hati nurani untuk menusuk dari belakang atau menjadi duri dalam daging dan tidak memiliki rasa iri dan dengki. Saling memberi dan saling menerima tanpa ada embel-embel azas pemanfaatan.
Ketika seseorang yang sudah kita anggap sebagai sahabat, namun pada satu ketika ternyata dia diam-diam menginginkan dan melakukan sesuatu yang pada dasarnya tidak pernah terpikirkan oleh kita,  apa yang harus diperbuat dan apa yang bisa kita rasakan? Kekecewaan yang sangat dalam dan terlukalah sudah hati dan rasa… Ini sebuah pertanda bahwa ia sangat tidak pantas untuk dijadikan sahabat. Mungkin saja kedekatan yang selama ini tercipta memiliki dua arti yang berbeda. Keberadaanya yang kita anggap sebagai sahabat, namun alangkah malangnya ternyata ia tidak memiliki pengertian dan pemahaman makna keberadaan seorang sahabat. Ia hanya teman dekat atau justeru hanya teman biasa saja…

Sungguh tidak mudah menemukan seorang sahabat !

Teman sanggup merampas orang yang kamu cintai
Tapi sahabat akan menjadi mata-mata menjaga orang yang kamu cintai

Teman akan memberi mu senyuman
Tapi sahabat memberi mu kebahagiaan

Teman akan memberi mu setangkai mawar
Tapi sahabat memberi mu setangkai melati

Teman akan menikam mu dari belakang
Tapi sahabat akan menampar mu dari depan

Teman akan menceritakan mu yang tidak benar tentang diri mu
Tapi sahabat akan tutup mulut dengan kesalahan mu

Teman hanya menerima kelebihan mu
Tapi sahabat akan menerima kekurangan mu

1000 teman datang saat kamu tertawa
Tapi seorang sahabat akan datang saat kamu berderai air mata

Hiasilah kehidupan ini dengan senyuman karena ia melambangkan kehidupan yang harmoni

Nafsu mengatakan wanita cantik atas dasar rupanya
Akal mengatakan wanita cantik atas dasar ilmu dan kepandaiannya
Dan hati mengatakan wanita cantik atas dasar akhlaknya

Sahabat yang beriman ibarat mentari yang menyinari
Sahabat yang setia bagai pewangi yang mengharumkan
Sahabat sejati menjadi pendorong impian
Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah SWT

Sediakanlah waktu tertawa karena tertawa itu musiknya jiwa
Sediakanlah waktu untuk berfikir karena berfikir itu pokok kemajuan
Sediakanlah waktu untuk beramal karena beramal itu pangkal kejayaan
Sediakanlah waktu untuk bersenda karena bersenda itu akan membuat muda selalu
dan sediakanlah waktu beribadat kerana beribadat itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa…

Sebuah KATA MUTIARA SAHABAT DALAM BAHASA INGGRIS yang sangat tepat untuk mengekspresikan keberadaan saya untuk seorang sahabat;

I smile with whom I like…
I cry for whom I care…
I share with whom I really like…
I laugh with whom I enjoy…
I care only to those whom I never want to loose… *Happy Friday My Bestfriend


(http://www.yulissamoa.com/kata-mutiara-untuk-sahabat-dan-teman-biasa)

Kamis, 26 Januari 2012

Apakah Saya Ibu yang Baik bagi Anak Saya?

Selama bertahun-tahun saya sering menanyakan hal tersebut pada diri saya. Saya sering merasa bahwa ada saja yang kurang dalam peran saya sebagai seorang ibu.

“Aku selalu membanggakan Mama. Teman-temanku bilang aku bijaksana, dan aku selalu bilang karena aku belajar dari Mamaku bagaimana melihat suatu permasalahan dan cara mengatasinya.”

Ketika anak saya menyatakan hal itu pada saya, hati saya begitu terenyuh dan tersentuh. Selama ini, saya selalu merasa tidak pede akan eksistensi saya sebagai seorang ibu. Saya sering merasa bersalah apabila saya melihat anak saya melakukan sesuatu tidak seperti yang saya harapkan. Saya ingin dia jadi anak yang hebat, sukses, dihormati serta menjadi dirinya yang terbaik.

Anak saya satu, laki-laki. Sekarang usianya delapan belas tahun, dan duduk di tingkat dua sebuah  universitas swasta di Jakarta. Kami tidak terlalu sering berkomunikasi satu sama lainnya. Kami masing-masing sibuk dan sepakat bahwa frekuensi komunikasi kami bukan indikasi dari besar-kecilnya cinta kami satu sama lain. Facebook dan chatting adalah salah satu media komunikasi kami, dan untuk sekarang, itu tampaknya sudah cukup untuk menjembatani jarak tempat tinggal kami yang cukup berjauhan.

Kira-kira tiga minggu yang lalu saya iseng-iseng membuka-buka file-file tulisan anak saya ketika dia masih remaja, dua belas sampai empat belas tahunan, di mana terkadang dia harus mengerjakan pekerjaan sekolah dan mengerjakannya di komputer saya. Sehingga, saya masih mempunyai copy-nya. Saya sangat menikmati tulisan-tulisan anak saya. Tulisannya segar, orisinal, dan sangat imajinatif.

Ketika terakhir bertemu dengannya, saya bilang, “Kamu ini sebetulnya bakat nulisnya hebat, meskipun kamu jarang menulis. Kalau kamu berniat berkecimpung di dunia media, kemampuan menulis konsep dengan baik akan sangat besar nilainya.”

Rupanya komentar saya ditanggapinya dengan serius, karena beberapa hari kemudian saya menerima email darinya yang berisi sebuah link. Link ini tidak langsung saya buka. Tetapi, ketika saya membukanya, saya jadi terkesima. Ternyata, link itu ke sebuah blog karya anak saya, di mana dia menulis hampir setiap hari tentang kejadian human interest sehari-hari. Tulisannya sangat bagus, dalam, dan sarat refleksi pribadi. Langsung saya komentari dan saya puji dia.

Anak saya telah tumbuh menjadi suatu pribadi yang peduli, sensitif terhadap situasi dan kondisi sekitarnya, serta punya kedalaman batin yang mengagumkan untuk anak seusia dia. Entah mengapa secara tidak langsung hal ini merefleksikan peran saya sebagai ibu, dan membuat saya merasa bahwa saya tidak salah-salah amat dalam membesarkan anak saya. Hal-hal yang tidak dia sampaikan secara lisan pada saya, ternyata bisa diungkapkannya secara tulisan. Dan, hal ini membuat saya sadar bahwa dia telah menjadi seorang dewasa yang baik, dan saya tidak perlu perlu terlalu mengkhawatirkan dirinya.

Wah, saya bangga dan senang luar biasa.… Ternyata, dia mendengar kata saya, dan dia menemukan bahwa dia punya gairah menulis yang cukup besar. Dia jadi bisa mengekspresikan dirinya secara lebih lengkap di luar media fotografi yang selama ini menjadi sarana ekspresi diri pilihan dan andalannya.

Sirna sudah rasa tidak percaya diri sebagai seorang ibu yang selama ini tidak yakin telah menjadi ibu yang baik bagi anaknya. Sebagai single parent, saya tidak punya kesempatan untuk berbincang-bincang dengan ayah anak saya mengenai pendidikan dan perkembangan anak saya. Modal saya hanya rasa cinta yang besar dan harapan bahwa anak saya menjadi dirinya yang terbaik.

Dalam perjalanannya sering kali ukuran yang terbaik itu terkontaminasi oleh ide dan agenda pribadi saya tentang bagaimana seharusnya menjadi yang terbaik. Sehingga, tak jarang kami konflik dan saya merasa bersalah karena terlalu memaksakan kehendak saya.

Apa ukuran ibu yang baik? Sebenarnya susah untuk dikatakan. Saya datang dari keluarga yang disfungsional dan tidak memiliki kedekatan batin dengan orang tua dan saudara-saudara saya. Sehingga, boleh dikata saya tidak mempunyai panutan yang menginspirasi saya. Ketika anak saya masih kecil, kadang-kadang saya ringan tangan padanya, sesuatu yang selalu saya sesali belakangan. Karena, saya melakukan sesuatu yang sangat saya tidak suka ketika hal tersebut dilakukan terhadap diri saya.

Ini salah satu alasan, mengapa saya sering bertanya, “Apakah saya sudah menjadi ibu yang baik bagi anak saya, ataukah dosa-dosa saya pada anak saya membuat saya tidak akan pernah menyandang predikat seorang ibu yang baik bagi anaknya?”

Seiring dengan semakin bertumbuhnya diri saya, saya semakin jarang dan akhirnya berhenti ringan tangan terhadap anak saya. Melalui pencaharian saya, akhirnya saya sadar sepenuhnya bahwa saya adalah produk peta emosi orang tua saya. Meskipun pada awalnya saya sempat benci dan menyalahkan orang tua saya, untuk kebiasaan yang seolah-olah tidak bisa saya kontrol itu, namun lambat laun dengan banyak latihan kesadaran, akhirnya saya memahami dan menerima dengan seluruh hati nurani saya bahwa orang tua saya telah melakukan yang terbaik yang mereka tahu. Dan, mereka pun adalah produk peta emosi orang tua mereka.

Dan akhirnya, saya juga jadi mengerti bahwa mereka pun melewati masa-masa yang membingungkan tentang bagaimana seharusnya menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya. Dan, saya yang telah mendapat kesempatan untuk bertumbuh dan mencari jati diri, mungkin jauh lebih banyak dari orang tua saya kini mempunyai pilihan untuk memutuskan mata rantai pola yang sudah terprogram dan mengakar selama beberapa generasi.

Jadi, kembali kepada pertanyaan apakah saya ibu yang baik? Ya, secara menyeluruh, dengan melihat apa yang dirasakan dan dialami oleh anak saya, saya lebih sering meniatkan dan melakukan hal-hal yang bermanfaat baginya. Kadang-kadang saya juga melakukan hal-hal yang mungkin kurang bermanfaat baginya, dan saya berupaya agar semakin lama semakin jarang saya melakukan yang kurang bermanfaat.

Saya terus berusaha memberikan kebebasan bagi anak saya untuk berkembang dan bertumbuh sesuai dengan pilihan hati dan panggilan jiwanya, serta mendukung aspirasi dan cita-citanya sesuai dengan bakat dan kemampuannya serta berusaha untuk tidak memaksakan kehendak dan ambisi pribadi saya. Kadang saya khilaf dan lupa pada tekad saya tadi. Dan, bila hal itu terjadi secepatnya saya meminta maaf padanya. Biasanya tidak pernah lama kami bertikai dan satu hal yang saya tahu pasti adalah bahwa saya cinta sekali pada anak saya. Dia mengatakan bahwa dia juga cinta dan sayang pada saya. Itu sudah cukup buat saya. Selebihnya saya serahkan pada Tuhan, orang tuanya yang sebenarnya.

(http://www.andaluarbiasa.com/apakah-saya-ibu-yang-baik-bagi-anak-saya)