Selasa, 07 Februari 2012

Bila Ananda kecanduan games…

Bunda pernah menghadiahkan Play Station, Game Boy, X –Box dan sejenisnya untuk ananda tercinta? Kalau pernah, tentulah maksudnya sebagai alternatif bagi ananda bermain di rumah jika bermain di luar rumah tidak memungkinkan. Namun jika di kemudian hari, Bunda melihat ananda lebih asyik bermain sendiri dengan peralatan gamesnya dari pada bermain dengan teman-temannya dan terlihat mulai lupa waktu, maka itu adalah gejala bahwa ananda mulai kecanduan games.
Kecanduan games hanya istilah untuk mendeskripsikan anak yang gemar bermain games baik itu dari peralatan games maupun online games yang diakses melalui internet sehingga mengakibatkan anak lupa waktu dalam bermain dan mengabaikan aktivitas sehari-hari selain permainannya.


Kecanduan games pada anak dampaknya sangat buruk. Anak cenderung akan melupakan lingkungan di sekitarnya karena dengan bermain sendiri pun sudah mendapatkan kesenangan, akibatnya anak akan berpotensi menjadi posesif dan sulit berbagi dengan orang lain.

Secara fisik, sikap tubuh yang monoton dalam jangka waktu yang lama akan mengganggu perkembangan tubuh dan motorik pada anak. Anak menjadi malas bergerak dan beraktivitas. Games tertentu bahkan  ada yang menggunakan sinar yang dapat membahayakan mata, apalagi jika terpapar dalam jangka waktu yang lama. Ada pula games yang banyak mengandung unsur kekerasan dan menampilkan gambar-gambar yang kurang layak bagi anak-anak. Yang tak kurang membahayakan, kecanduan games dapat menyebabkan anak kehilangan konsentrasi dalam belajar dan enggan pergi ke sekolah sehingga anak dapat ketinggalan pelajaran.

Jadi, jangan tunggu sampai ananda benar-benar terjangkit kecanduan games, segera lakukan pendekatan agar ananda mengerti batasan-batasan dalam bermain. Tips berikut  ini dapat membantu Bunda dalam menemukan solusinya:

1. Lakukan pendekatan secara persuasif

Bersikaplah sabar. Kemarahan hanya akan membuat ananda semakin frustasi dan akhirnya akan menimbulkan sikap perlawanan apabila tidak dalam pengawasan Bunda. Ajaklah ananda berdiskusi. Berikan penjelasan mengapa Bunda membatasi ananda bermain, sampaikan efek negatif kecanduan games dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh ananda. Jangan lupa beri kesempatan ananda mengemukakan pendapatnya.

2. Tetapkan aturan bersama

Bila ananda sudah mengerti akibat buruk yang dapat disebabkan karena kecanduan bermain games, maka selanjutnya Bunda dan ananda dapat membuat aturan yang harus disepakati bersama. Aturan ini antara lain berisi kapan waktu yang diperbolehkan untuk bermain games, berapa lama dan syarat-syarat lain, misalnya ananda baru boleh bermain jika sudah mengerjakan pekerjaan rumah atau di hari libur saja. Perlu juga disepakati jenis games yang bagaimana yang boleh dimainkan. Games yang banyak mengandung unsur kekerasan dan yang menampilkan gambar yang kurang layak bagi ananda seyogyanya tidak diperbolehkan karena tidak memberikan nilai tambah bagi anak.

Sekali lagi, beri kesempatan anak untuk mengemukakan usulannya untuk mendorong anak berani menyampaikan pendapat dan terlebih lagi untuk mendorong anak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan bersama.


3. Tetapkan sanksi

Bila kesepakatan mengenai aturan sudah ditetapkan, selanjutnya Bunda dan ananda juga perlu menetapkan bersama mengenai sanksi apa yang diberikan bila ananda tidak mematuhi  aturan. Ini berguna untuk mendorong ananda menjadi konsisten dan mengerti bahwa kesalahan akan mengandung konsekuensi. Sanksi dapat berupa pengurangan waktu bermain, membantu pekerjaan di rumah atau pun pemotongan uang saku. Bersikaplah konsisten dalam menerapkan sanksi apabila ananda melanggar kesepakatan. Dengan demikian ananda akan lebih menghargai aturan yang telah disepakati.

4. Berikan reward

Bila ada sanksi, tentu ada pula reward. Berikan reward bila ananda sudah menunjukan kedisipinan dalam menerapkan aturan. Bunda dapat memberikan ciuman dan pujian. Jangan segan untuk mengatakan, “Bunda bangga karena Kakak sudah menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum bermain..”  Adanya reward akan mendorong motivasi dan kepercayaan diri ananda.

5. Berikan alternatif aktivitas lainnya

Untuk mengalihkan perhatian ananda dari gamesnya, Bunda dapat memberikan alternatif kegiatan lainnya seperti menyediakan buku-buku cerita yang menarik, peralatan olah raga, permainan edukatif, hewan peliharaan atau dapat pula menawarkan kursus tambahan sesuai dengan kesukaan anak.

6. Luangkan waktu lebih banyak bersama ananda

Selayaknya Bunda harus memahami mengapa ananda sampai lebih suka bermain dengan peralatan games-nya ketimbang melakukan aktivitas lainnya, mungkin salah satunya karena kurangnya waktu dan perhatian kita sebagai orang tua. Bila demikian, maka luangkan waktu Bunda yang berharga lebih banyak lagi untuk ananda tercinta, sempatkan untuk beraktivitas bersama dan bangunlah komunikasi yang baik dengan ananda sehingga ananda merasa nyaman berada bersama orang-orang di sekelilingnya.


Masa tumbuh ananda sangatlah berharga dan tak akan terulang kembali. Tetaplah lindungi ananda tercinta dari risiko yang mengancam dari hal-hal sederhana yang kelihatannya aman dan tidak mengandung bahaya.



source : http://blog.smartbunda.net